Instagram Mulai Ditinggalkan, Saatnya Beralih Ke Tiktok?

Digadang-gadang menjadi the next dying platform, apakah Instagram benar-benar dying? Banyak influencer yang biasa disebut selebgram mengeluh akan algoritma Instagram sekarang ini, dan tidak jarang para selebgram mulai berpindah ke aplikasi lain yaitu TikTok. TikTok merupakan salah satu aplikasi media sosial yang terpopuler sekarang ini. Mulai dari selebgram, influencer, celebrity, bahkan brand-brand ternama sudah mulai menggunakan aplikasi ini.

Apa maksudnya "Instagram is dying"?

Kebanyakan artikel, atau influencer yang mengangkat topik “Instagram is dying” setuju bahwa Instagram mulai membosankan, terlalu banyak iklan, dan sulit untuk bertumbuh di aplikasi ini. Sentimen-sentimen ini tentunya didapatkan dari berbagai macam pengalaman dan faktor. Jadi apa yang sebenarnya terjadi dengan Instagram?

 

Instagram merupakan visual experience yang dibuat untuk menarik perhatian manusia. Salah satu strategi Instagram untuk mendapatkan profit adalah dengan menjual hasil analisa data para pengguna dalam memakai aplikasi kepada advertiser. Inilah mengapa Instagram hanya memprioritaskan konten-konten yang bersifat attention-grabbing, dan sebagai imbasnya hanya akun-akun tertentu yang merasakan pertumbuhan di aplikasi ini. Dengan algoritma seperti ini, banyak selebgram yang merasa sulit untuk bertumbuh dan pada waktu yang bersamaan para pengguna merasa aplikasi ini mulai menampilkan terlalu banyak iklan. 

 

Instagram memang sedang dan akan terus berubah. Dimana awalnya konten-konten yang attention-grabbing adalah konten berbasis foto yang “Instagram worthy”, kini pengguna mulai bertransisi ke konten-konten berbasis motion. Hal ini dikarenakan kepopuleran aplikasi-aplikasi berbasis video seperti YouTube maupun Snapchat, dan transisi ini dipercepat dengan aplikasi TikTok. Melihat trend yang mulai berubah, Instagram tidak tinggal diam. They learned, and keep improving. Instagram membuat fitur Instagram Stories dari trend disappearing videos, filters, dan snapgram milik Snapchat. Sedangkan fitur IGTV lahir setelah mendapatkan inspirasi dari YouTube, dan inovasi terakhir Instagram adalah fitur Reels yang mereka adaptasi dari TikTok.

Bagaimana nasib Instagram selanjutnya?

Instagram belum “mati”, it’s just changing. Masih banyak orang yang menggunakan dan menghabiskan waktu mereka di aplikasi ini. Mirip dengan Facebook yang merupakan salah satu aplikasi media sosial yang dianggap “mati” oleh kebanyakan Millennials dan Gen Z di Indonesia, tapi bukan berarti generasi maupun komunitas atau masyarakat di negara lain memiliki pendapat yang sama. Begitu pula dengan Instagram, meski mulai ditinggalkan para pengguna yang lebih muda tetapi aplikasi ini terus berinovasi. Instagram yang awalnya hanya aplikasi berbagi foto telah berkembang menjadi jejaring sosial lengkap dengan banyak fitur berbeda yang terus ditambahkan dari waktu ke waktu. Dan salah satu cara agar tetap bertumbuh di aplikasi yang terus berubah ini adalah dengan keep evolving with it.

 

Mau tahu lebih banyak soal brand audit atau mungkin soal branding?

Langsung aja follow Instagram & TikTok kami untuk daily tips branding and business!

Related Posts