11 Langkah Menyusun Brand Strategi yang Tepat

Menjadi sebuah brand yang top of mind dan meraih popularitas tentunya memerlukan upaya yang tidak mudah, terlebih di tengah banyaknya persaingan. Di balik kesuksesan sebuah brand, pastinya diperlukan sebuah pondasi yang kuat agar tercapainya tujuan brand yang diinginkan. Perencanaan tersebut terdiri dari berbagai macam strategi yang sebuah brand dapat lakukan, hal ini dikenal dengan brand strategy.

Namun sebelum memasuki tahap brand strategy, ada baiknya untuk mengawali dengan pemahaman terhadap branding itu sendiri dan melakukan brand audit terlebih dahulu. Setelah melalui tahapan brand audit dan menerima hasilnya, berikut panduan dalam menyusun brand strategy.

 

Panduan dalam Menyusun Brand Strategy

Menyusun strategi untuk sebuah brand merupakan langkah selanjutnya setelah melakukan tahap brand audit. Langkah ini bertujuan untuk mengetahui arahan yang tepat bagi sebuah brand agar kuat bersaing di pasar.

  1. Brand Essence
    Menempatkan the heart and soul of your brand ke dalam kata-kata. Brand essence ini adalah ide utama dari gambaran keseluruhan yang ingin dibangun oleh sebuah brand. Sebagai tumpuan, brand essence sangatlah krusial untuk menentukan arah dari bisnis secara menyeluruh. Sebagai contoh, McDonald’s memiliki brand essence “Happiness” yang terlihat dari implementasi brand.
  2. Brand Promise
    Ini adalah janji yang harus disampaikan oleh sebuah brand kepada konsumen. Biasanya brand promise menyampaikan manfaat brand dari sisi emosional maupun fungsional sebagaimana diharapkan oleh konsumen. Singkatnya, apa saja yang konsumen akan dapatkan ketika membeli produk atau jasa brand-mu? Ketika membeli iPhone, kita bukan sekedar membawa pulang sebuah smartphone, tapi juga mendapatkan inovasi terbaru, kemudahan, beserta prestige yang dijanjikan oleh brand Apple.

  3.  Brand Archetype
    Layaknya manusia, brand juga memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Salah satu cara untuk menentukan kepribadian tersebut adalah dengan sistem yang dinamakan brand archetype. Masing-masing kepribadian dari brand archetype memiliki tujuan, fear, dan motivasi yang unik dan berbeda satu sama lainnya. Brand archetype membuat brand terlihat manusiawi sehingga dapat membangun koneksi yang lebih kuat dengan konsumen.

  4. Brand Value
    Setiap manusia memiliki nilai hidup. Hal ini serupa dengan sebuah brand dimana seluruh ekosistem yang bernaung harus menghidupi nilai yang dipegang oleh brand tersebut. Bagaikan arah mata angin Utara pada kompas, brand value tidak akan berubah dan memastikan brand untuk berjalan ke arah yang tepat.

  5. Brand Personality
    Bayangkan bila brand yang kamu miliki berwujud seperti manusia. Orang seperti apakah dia? Karakteristik apa yang akan ia miliki? Dari value yang telah ditentukan sebelumnya, kira-kira seperti apa kepribadiannya? Sebagai gambaran, bila brand Apple dan Microsoft merupakan manusia maka siapakah yang akan kamu pilih untuk menemani keseharianmu? Kedua brand tentunya memiliki personality yang sangat berbeda, begitu pula dengan brand-mu.

  6. Brand Perception
    Ketika konsumen melihat sebuah brand, maka akan ada suatu persepsi yang terbentuk. Persepsi inilah yang pada akhirnya membuat konsumen merasa brand tersebut merepresentasikan dirinya. Setelah menentukan brand personality dan archetype, saatnya membangun brand perception sehingga konsumen memiliki persepsi yang tepat terhadap brand milikmu.

  7. Brand Voice
    Bukan hanya kepribadian, sebuah brand juga harus memiliki suaranya tersendiri agar dapat mendiferensiasikan dirinya dari kompetitor dengan mudah. Sederhananya, brand voice adalah cara menyampaikan brand message dengan gaya komunikasi yang konsisten dan selaras dengan kepribadian brand. Disinilah terjadinya proses pemilihan kata yang mengekspresikan sikap dan nilai dari sebuah brand ketika menangani konsumen.

  8. Brand Tagline
    Tagline atau slogan merupakan suatu komitmen dari sebuah brand yang dapat mengkomunikasikan dan meyakinkan unique selling proposition nya pada konsumen.

  9. Brand Touchpoint
    Didefinisikan sebagai titik bertemunya sebuah brand dengan konsumen. Pemahaman konsep ini akan membantu dalam memaksimalkan experience dari consumer journey pada setiap brand stage: pre-purchase, purchase, dan post-purchase.

  10. Brand Positioning
    Di tengah maraknya persaingan, posisi yang tepat merupakan kunci agar dapat unggul dari para kompetitor. Brand positioning dapat ditentukan dari rumusan What, How, Who, Where, Why, When (5W1H) yang didasari oleh kemampuan brand dalam bersaing, serta hasil riset dan analisis internal, ekspektasi target market, dan juga kompetitor.

  11. Brand Architecture
    Merupakan kerangka dasar sebuah brand yang dapat membantu perkembangan bisnis di masa depan. Penyusunan strategi arsitektur yang tepat akan memaksimalkan brand equity serta menargetkan konsumen dalam segmen pasar yang lebih spesifik. Berikut beberapa contoh brand architecture:
     Branded House = FedEx
    – Sub-Brand = Apple
    – Endorsed Brand = Marriot Group
    – House of Brands = Unilever

Sebuah strategi brand yang komprehensif tentunya tidak dapat diciptakan hanya dalam sehari saja. Strategi yang terdefinisi dengan jelas dan tepat sesuai target pasar akan mempengaruhi seluruh aspek bisnis. Pondasi brand yang kuat secara langsung akan membantu brand dalam membangun kredibilitas, serta kesetiaan para konsumen dengan mudah.

 

 

Mau tahu lebih banyak soal brand audit atau mungkin soal branding?

Langsung aja follow Instagram & TikTok kami untuk daily tips branding and business!

Related Posts