Sebuah brand tentu memerlukan identitas agar brand tersebut mudah untuk dikenal oleh audiens. Salah satu komponen penting dalam identitas adalah sebuah logo yang merupakan identitas visual dan memiliki makna di balik keindahannya. Pada umumnya, sebuah logo digunakan oleh brand sebagai alat untuk menceritakan brand tersebut.
Jika kamu melihat sebuah logo, terkadang setiap brand memiliki logo yang berbeda-beda. Ada brand yang hanya menggunakan gambar, ada yang hanya menggunakan tulisan, bahkan ada juga brand yang mengkombinasikan unsur gambar dan tulisan. Loh, kira-kira apa bedanya ya?
Tenang, EGGHEAD punya jawabannya! Yuk, simak 7 tipe logo di bawah ini.
Logo wordmarks adalah tipe logo yang hanya berisikan tulisan berupa nama sebuah brand secara lengkap tanpa disingkat. Tipe logo ini cocok buat brand yang memiliki nama unik ataupun brand baru yang ingin menampilkan dirinya di pasar. Kamu bisa menemukan tipe logo ini di beberapa logo brand besar seperti Google dan Coca-Cola maupun brand lokal seperti Gulu-gulu, Fotto, dan Mississippi Ladies.
Berbeda dengan logo wordmarks, tipe logo lettermarks hanya menggunakan beberapa huruf dan menggambarkan singkatan dari nama sebuah brand. Pada umumnya, tipe ini digunakan untuk sebuah brand yang memiliki nama panjang sehingga menggunakan logo lettermarks agar lebih minimalis dan mudah diucapkan, seperti pada logo brand Boga Group dan Weidenmann.
Tahukah kamu kedua anak laki-laki dan perempuan di dalam logo HokBen? Kedua anak tersebut, Taro dan Hanako, merupakan maskot dari restoran Jepang asal Indonesia tersebut. tipe logo maskot sangat cocok digunakan ketika sebuah brand ingin menyita perhatian audiens ataupun produk atau jasa yang ditawarkan ditujukan untuk anak-anak dan keluarga. Contoh lainnya dapat dilihat pada maskot dari brand Fuwa-Fuwa yang merepresentasikan fluffiness!
Memangnya ada ya brand yang logonya nggak masukin nama brandnya di dalam logo? Ada dong! Kalau kamu lihat logo Twitter, Apple, Nike, dan Passion Prive. Mereka adalah brand yang menggunakan logo pictorial yang hanya menggunakan sebuah bentuk atau gambar. Tipe logo ini dapat dianggap sulit karena kamu harus benar-benar fokus menentukan gambar atau bentuk yang dapat menggambarkan brand milikmu.
Berbeda dengan pictorial logo yang menggunakan bentuk konvensional, tipe logo abstrak mengasah kreativitas designers untuk membuat sebuah bentuk baru untuk mengkomunikasikan filosofi sebuah brand, contohnya logo brand Namastra. Oleh karena itu, tipe logo ini dapat membuat logo brand kamu dapat diingat oleh para audiens.
Pernah nggak kamu lihat sebuah logo yang berbentuk lencana ataupun lambang? Kalau pernah, logo tersebut masuk ke dalam tipe logo emblem. Tipe logo ini lebih cocok digunakan jika kamu memiliki sebuah brand di bidang otomotif, seperti logo milik Harley Davidson dan Noble Academy.
Ternyata, kamu bisa menggunakan seluruh tipe logo di atas untuk membuat logo brand kamu atau yang dikenal dengan tipe logo kombinasi. Mengkombinasikan beberapa tipe logo sudah dilakukan oleh brand-brand besar, salah satunya adalah Kitamura yang mengkombinasikan logo pictorial dengan logo wordmarks. Tipe logo ini dapat membuat logo brand kamu lebih unik dan stand out, loh!
Wah, ternyata beragam sekali tipe logo yang bisa diterapkan dalam pembuatan logo sebuah brand, mulai dari penggunaan teks yang panjang maupun pendek, penggunaan gambar, atau bahkan kombinasi antara keduanya. Kira-kira, tipe logo mana nih yang tepat buat brand-mu?
Mau tahu lebih banyak soal brand audit atau mungkin soal branding?
Langsung aja follow Instagram & TikTok kami untuk daily tips branding and business!